@dd_bacasaja
Dina destriantini
Terkisah ketika suatu pagi (waktu itu masih menggunakan BBM ya) saya mendapatkan suatu via BBM yg berisikan pesan dari teman saya, mengabarkan bahwa materi untuk ujian harus materi tentang pembelajaran Matematika SMA.
Alhasil ketika itu saya sudah kesal, ya karena kemarin saya sudah membuat materi yang lain. Ternyata ada salag satu teman yang juga membuat materi yang sama seperti materi yang telah saya buat tersebut. Katanya "saya juga sudah siap loh dari kemarin." Nah loh.. Jadi saya kesal dong. Toh saya juga sudah mempersiapkan dari kemarin nya, yaa kan.
Tapi ketika teman tersebut mengatakan dia tidak tahu mau buat materi apa lagi selain materi yang sana itu (padahal saya juga gitu sih gak tau mau bahas materi apa, karena waktu yang sudah deadline itu).
Sempat seketika saya tidak mau mengalah dengan hal tersebut,dan mengotot ingin materi itu juga, apapun yg terjadilah (padahal waktu itu tidak boleh materi yang sama).
Tapi, terbesit juga kala itu saya terdiam redahkan hati sebentar, dan memperbanyak istighfar aja lah kala itu. Karena jujur saja saya sangat ingin marah dan ingin sekali menangis ketika jauh-jauh hari sudah saya persiapkan dengan matang materi nya. Saya berfikir kalau saya buat lagi di pagi ini, pasti gak akan selesai, karena otak saya sudah gak busa mikirin materi lagi, karena akan segera dikumpulkan tugas nya. Saya terus saja istighfar terus menerus, karena waktu itu saya juga nangis rasanya, di satu sisi saya sudah siap materi yang akan di kumpulkan dan di persentasekan, di sisi lain teman saya juga materi tersebut dan dia tidak tau lagi mau buat materi apa. Apa bedanya dengan saya?, ya sama,saya pun juga gak tau mau buat materi apa lagi di pagi itu. Terus saja saya ingat ucapan seseorang penceramah yang dia berkata " kalau kamu lapar perbanyak istighfar, sedang capek perbanyak istighfar, sedang di rundung masalah perbanyak istighfar, sedang marah perbanyak istighfar, karena istighfar ini adalah obat bagi diri kita, karena apa setiap masalah yang ada pada diri kita, itu di karenakan ulah kita sendiri." Air mata saya jatuh juga ketika itu, lalu saya istighfar terus berharap ada jalan keluar. Di satu sisi saya yang lagi mengotak atik google di hp saya yang tidak mau loading, entah lah padahal kala itu sinyal saya penuh, tapi gak ada mau loading pencarian materi yang saya cari. Saya masih tambah sedih kala itu, saya ingat lagi kalau istighfar bisa juga membuat hati tenang. Saya berdo'a juga supaya Allah memberikan jalan keluarnya..
Terus beristighfar sambil memikirkan materi apa yaa yang akan di tampilkan nanti..
Ah, saya berfikir terserah deh, mau sama atau enggak, kan aku duluan yang membuat materi itu, bukan temanku.
Tapi, saya sedih apabila teman tersebut yang harus mengubah materinya, karena dia juga berkata bahwa dia gak punya lattop juga untuk mengetik ulang materi yang telah dibuat.
Sempat saya berdebat sedikit dalam membalas chat teman saya. " kamu jangan egois gitu dong, saya sudah jauh-jauh hari memakai materi pembelajaran ini. "
Padahal tadinya saya sudah mau ikhlas kalau dia yang memakai materi tersebut. Tapi, saya masih belum bisa rela begitu saja di karena kan saya sudah capek dengan matang mempersiapkan materi pembelajaran tersebut. Eeh malah ada yang ngambil. (mulai rasanya hati yang gak ikhlas itu muncul).
Alhasil, Saya kasian ketika teman saya ingin mengalah , kalau materi nya dia saja yang mengubah (baik yah teman saya) .
Kasian sekali, saya tidak bisa juga egois. Kalau memang ada yang ngubah berarti kita harus mengubah sama- sama.
Saya kembali beristighfar banyak-banyak, sampai hati saya tenang denganya.
Dengan hati yang sabar, saya mengambil wudhu, dan kembali beristighfar dalam hati, dan Saya chat lagi teman tersebut untuk mengalah dan membiarkan dia yang memakai materi pembelajaran tersebut.Alhamdulillah, setelah itu ada jalan dari Allah, dan hp saya bisa loading ke internet, yg waktu itu sinyal hp saya suka gangguan..
karena sudah capek baget baru selesai nyelesain materi pertama. Alhasil saya dapatkan materi tersebut yg lebih mudah lagi dari materi pertama tadi. Terimakasih Ya Allah.. 😊
.
Begitu besar manfaat dari perbanyak istighfar, saya pun yang terkadang lalai dari berdzikir dikarenakan dosa saya yang sudah menggunung tak terbendung banyaknya.
Yaah, seperti pagi berikutnya juga kesal lagi-lagi terjadi, dikarenakan baju yang ingin dipakai entah dimana. Sampai seisi lemari saya rubuhkan hanya untuk mencari baju tersebut, dan itu dalam keadaan saya kesal mencari nya entah dimana, entah di pakai siapa atau tertinggal di mana. Tapi Istighfar ini lagi-lagi meredahkan hati yang panas tersebut.
BIODATA
Dina Destriantini sarjana Matematika yang suka pusing kalau sudah ber matematika. Haha.
Bisa di panggil Dinud, Akak Nae. Seorang Suka menulis tapi masih amatiran, suka menyanyikan lagu sholawat dengan suara yang super pas-pas an tanpa dipublikasikan. Suka ngoleksi sholawat dan siroh Nabi dan Sahabat, menyukai dongeng Fabel.